Langsung ke konten utama

Kalah Oleh Rasa Takut

  Saat kita sedang menyusun rencana untuk mencapai sesuatu yang ingin kita tuju, seringnya kita terlalu banyak memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi. Kaya mikir, "nanti bakal gini ngga ya, bakal gitu ngga ya, bakal kaya gimana ya, dan lain-lain". 

  Padahal mulai aja belum, nyoba aja belum, ngelangkah aja belum. Tapi kita udah ngerasa takut duluan, sampai akhirnya malah ngga ada pergerakan sama sekali, jadi kalah duluan oleh pikiran-pikiran yang menghantui tentang kemungkinan terhadap hal yang belum terjadi itu, dan jadinya perencanaan itu ketunda dan ngga jadi dilakukan karena rasa takut yang menghantui kita sejak awal.

  Dan dalam kondisi yang seperti itu, pilihan yang bisa kita ambil adalah lakukan sekarang atau tidak melakukannya sama sekali.

  Kalau kita memilih untuk langsung melakukan perencanaan itu, maka masih ada harapan untuk bisa mencapai sesuatu dari apa yang telah kita rencanakan sebelumnya. Dan sebaliknya, kalau kita memilih untuk tidak melakukannya sama sekali, maka yaudah, mungkin hanya akan sampai situ aja, karena kita tidak memilih untuk melanjutkan perencanaannya.

  Walaupun masih beresiko untuk gagal, tapi masih ada kemungkinan untuk berhasil bukan?  karena keberhasilan akan didapatkan ketika kita melakukan sesuatu, bukan dengan tanpa melakukan apapun.

  Dan sekalipun kita gagal dalam perencanaan yang sudah kita buat, setidaknya kita akan mendapat pealajaran-pelajaran baru, pengalaman-pengalaman baru, yang belum tentu kita dapatkan jika kita tidak melakukan pergerakan apapun.

Lakukan dulu dengan usaha semampu kita, hasilnya Allah yang mengatur.

~selamatberjuang:) #selfreminder

Komentar

Zu mengatakan…
Daebakk

Postingan populer dari blog ini

EXAMINATION

Sebuah nikmat yang luar biasa yang Allah berikan dengan kesempatan untuk menuntut ilmu di negeri Kinanah ini, khususnya di kampus Al Azhar. Banyak sekali hal yang aku pelajari sekalipun dari hal yang sederhana. Bagiku, Al Azhar berhasil menempati ruang khusus di relung hati. Kali ini aku ingin berbagi sedikit pengalaman tentang ujian semester yang sedang aku jalani.  U jian Al Azhar selalu menjadi hal yang menegangkan bagi setiap mahasiswanya. Dan itulah mengapa beberapa orang menganggap bahwa ujian disini bukan sekadar ujian biasa, tetapi rasanya seperti ujian di atas ujian, karena selain menguji kemampuan akademik, juga menguji keyakinan dan ketergantungan kita kepada Allah. Setelah merasakan langsung, menurutku memang benar adanya. Karena ujian disini tidak cukup hanya dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri, apalagi jika hanya bergantung pada belajar. Itu sama sekali tidak cukup. Sebagaimana ujian hidup yang lain, kita pun tidak bisa jika hanya mengandalkan diri sendiri tanp...

Meniti Jalan Ilmu

“Kalau misal umur kita nggak sampai di titik ‘alim, maka minimal kita wafat di jalan ilmu.” – Ustadz Agung Saputro, Lc., Dipl. Sebagian besar orang menganggap bahwa orang ‘alim itu adalah mereka yang rajin salatnya, rajin tilawah Al-Qur'annya, berpakaian syar’i, dan lain sebagainya. Padahal, itu semua adalah kewajiban setiap Muslim dan Muslimah, bukan penentu bahwa seseorang itu termasuk orang yang ‘alim. Beberapa waktu lalu, aku ikut kajian kitab Al-Kharitah wa Al-Manhaj (Kharitatul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah wa Manhaj Ta’limiha), yang diampu oleh Al-Ustadz Agung Saputro, Lc., Dipl. Dari yang beliau sampaikan, aku menarik kesimpulan bahwa untuk sampai di titik ‘alim itu ternyata perjalanan yang sangat panjang, terutama dalam konteks menuntut ilmu syar’i. Di awal, aku sudah menyebutkan bagaimana sebagian besar orang memaknai kata ‘alim, yang ternyata tidak sesederhana itu. Maknanya cukup dalam. Dari yang aku pelajari waktu itu, simpelnya, orang ‘alim adalah orang yang memiliki malakah da...

Jelmaanmu dan Anganku

Pada semilir angin yang kian mendingin, Ku temukan kembali jelmaanmu, Membersamai perjalanan ini. Terimakasih untukmu, Yang ternyata tak mengobati rindu, Tapi justru kian menyiksaku. Boleh ku bertanya lagi? Apakah ini dirimu? Atau memang hanya jelmaanmu? Atau malah angan-anganku? Sebab benar sepertimu, Yang diamnya saja, Menjadi nasihat bagiku. Tersadar, Lalu aku menertawakan anganku, Yang tak kunjung tertepis itu. Iya, ini masih tentangmu, Wahai kelahiran dua ribu satu. Cairo International Airport, 21 Desember 2024